Quantcast
Channel: Fakultas Peternakan | Universitas Brawijaya
Viewing all 2372 articles
Browse latest View live

Stress Sebabkan Mastitis pada Sapi Perah

$
0
0

Sebesar 90% sapi perah di Indonesia terjangkit mastitis dengan berbagai macam tingkat keparahan, yang menyebabkan penurunan produksi susu dalam jumlah besar. Hal tersebut karena peternak mandiri (rakyat) kurang memahami manajemen ternak.

Mastitis merupakan peradangan jaringan internal pada kelenjar ambing akibat infiltrasi mikroba dalam puting atau adanya luka yang dapat menimbulkan infeksi akut, sub- akut maupun kronis. Oleh karenanya mastitis menjadi masalah utama peternak sapi perah.

Manifestasi penyakit pada sapi perah itu dibedakan menjadi dua macam yakni mastitis klinis dan subklinis. Pada mastitis klinis ditunjukkan dengan gejala pembengkakan, pengerasan ambing, rasa sakit, panas, serta kemerahan bahkan sampai terjadi penurunan fungsi ambing. Sedangkan mastitis sub klinis tanpa menunjukan adanya perubahan kondisi fisik ambing maupun gejala.

Penyebab mastitis antara lain manajemen pemeliharaan kurang baik, kandang yang selalu kotor, sapi jarang dimandikan, kekurangan air minum, perubahan jenis pakan, kandang dekat dengan pengolahan limbah, serta stress pada ternak akibat selalu dikandang dan diikat.

Pemaparan tentang mastitis menjadi topik seminar online yang diadakan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Selasa (13/10/2020). Pembicaranya antara lain Dr. Ir. Puguh Surjowardojo, MS. (Ketua Lab. Ternak Perah Fapet UB), Ir. H. SS. Sulistyanto, MM (Koperasi Peternakan Sapi Perah Setia Kawan), Firmansyah Tri Saputra, S.Pt.,MP (Fapet UB), dan Rifa’i, S.Pt.,M.Pt (Fapet UB).

Menurut Sulistyanto, melalui kegiatan seminar online diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat khususnya peternak. Sehingga menciptakan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan mastitis untuk meningkatkan kualitas susu sesuai SNI.

Sementara itu Firmansyah mengatakan kalau mastitis menyerang putting, padahal putting memiliki lapisan minyak pelindung yang disebut serbum. Namun daya tahan tubuh pada sapi mempengaruhi fungsi serbum, sehingga sapi yang kurang fit akan mudah terinfeksi bakteri mastitis.

“Salah satu solusi pencegahan mastitis adalah dengan meningkatkan sistem imun sapi, dengan cara tidak membuat ternak stress, memberikan air dan nutrisi yang cukup, serta melepaskan dari kandang agar dapat berjemur dibawah sinar matahari untuk memperoleh vitamin D.” jelas Firman

Disamping itu perlu menjaga kebersihan kandang, sanitasi, kebersihan sapi, kebersihan pemerah susu dan peralatannya, serta isolasi terhadap sapi yang sakit maupun sapi yang baru datang. (dta)

 

 


Pengumuman Tambahan Peserta Diterima sebagai Asisten Dosen

Wirausaha Ayam Joper untuk Dukung Program OPOP

$
0
0

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) mengadakan diskusi online bersama praktisi tentang wirausaha peternakan di pesantren, Sabtu (10/10/2020). Dr. M. Ghofirin (Dosen UNU Surabaya), Dr. Ir. Eko Widodo, M.Agr.Sc., M.Sc (Dosen Fapet UB), Nining Haryuni, SPt.MP (Dosen UNU Blitar), dan Joko Susilo (praktisi ayam joper) dipercaya sebagai narasumber.

Kegiatan tersebut sebagai upaya mendukung program one pesantren one product (OPOP) untuk menguatkan pesantren dengan bisnis utama bidang pertanian. Disamping itu juga menumbuhkan semangat wirausaha dalam budidaya ayam “jowo super” (joper).

Yakni persilangan antara ayam jantan kampung dan ayam ras betina yang dikembangkan Balai Penelitian Ternak Unggas Dirjen Peternakan Departemen Pertanian sejak 2008.

Perkawinan silang dilakukan melalui inseminasi buatan (IB), meski kawin alam juga memungkinkan. Namun pejantan pelung dan bangkok jika dikumpulkan lebih dari satu ekor biasanya akan bertarung satu sama lain.

Menurut Dr. Eko Widodo, ayam joper berpeluang untuk dikembangkan. Sebab masa panen cukup cepat sehingga mempercepat pemutaran modal, serta tekstur daging padat dan tidak mudah hancur saat diolah.

Apalagi saat ini permintaan ayam kampung di pasar lokal semakin meningkat. Akan tetapi budidaya ayam kampung terkendala pada tingkat pertumbuhan yang relatif lamban dan keseragaman bibit. (dta)

Festival Film Mahasiswa Indonesia (FFMI) 2020

$
0
0

Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia akan menyelenggarakan kegiatan Festival Film Mahasiswa Indonesia (FFMI) Tahun 2020.

Kegiatan kompetisi tersebut dimaksudkan untuk mendorong terciptanya mahasiswa yang Kreatif dan Inovatif di dunia perfilman, serta membangun soft skill dengan baik di era Revolusi Industri 4.0.

Informasi selengkapnya klik di sini 

Selamat Hari Telur dan Pangan Sedunia

Pelaksanaan Wisuda Daring TA. 2019/2020

Peran Telur di Hari Pangan Sedunia

$
0
0

 Hari pangan sedunia yang digagas oleh Food Agriculture Organization (organisasi pangan dan pertanian) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diperingati tiap tanggal 16 Oktober. Bertujuan meningkatkan kesadaran permasalahan gizi buruk akibat kemiskinan dan kelaparan.

Masa pandemi virus covid-19 seperti sekarang menjadi salah satu pemicu kekurangan gizi buruk, karena terguncangnya perekonomian di setiap Negara. Sementara masyarakat dituntut untuk menerapkan pola dan gaya hidup sehat.

Selain ditunjang dengan olahraga, berjemur, dan rajin mencuci tangan, penting untuk mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi. Sehingga memperkuat imunitas tubuh untuk melawan, mengusir, dan memusnahkan benda-benda asing yang masuk seperti bakteri, jamur, parasit, serta virus.

Menurut Dosen Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Dr. Ir. Manik Eirry Sawitri, MS, bahan pangan bersumber hewani seperti susu, ikan, daging, dan telur dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Sebab mengandung protein tinggi dan penghasil komponen bioaktif yang dikenal dengan Conjugated Linoleic Acid (CLA). Yakni asam lemak mengandung ikatan rangkap terkonjugasi dengan kriteria pangan alami, yang bisa dikonsumsi sebagai pangan sehari-hari dan memberikan peran positif bagi kesehatan.

Telur mengandung air, karbohidrat, lemak, protein, serta bermacam vitamin dan mineral, yang berfungsi mensinergikan tubuh. Lemak pada bagian kuning telur (yolk) disebut High Density Lipoprotein (HDL), yakni asam lemak baik yang mengandung OMEGA 3, OMEGA 6, dan OMEGA 9 dimana dapat memperbaiki respon imun.

Sedangkan vitamin dalam telur antara lain  vitamin A, vitamin D, vitamin B5, vitamin B12, zat besi, vitamin E, folat, dan selenium.

“Apabila mengkonsumsi dua butir telur per hari, maka dapat memenuhi kebutuhan 14% vitamin A, 82% vitamin D, 15% vitamin B12, 20% vitamin E, 49% asam folat, dan 41% selenium, yang dihitung berdasarkan kebutuhan vitamin-vitamin tersebut per harinya.” ujar Riri (sapaan Manik Eirry)

“Dalam keadaan perekonomian keluarga yang terbatas seperti sekarang, telur merupakan alternatif prioritas pilihan tepat. Sebab harganya terjangkau dibandingkan dengan bahan pangan sumber protein hewani lainnya.” lanjutnya

Hasil ternak yang memiliki hari peringatan pada 9 Oktober tiap tahunnya ini, disarankan rutin dikonsumsi bagi masyarakat usia produktif, balita dan batita dalam masa pertumbuhan, serta ibu hamil dan menyusui. Namun bagi lansia maksimal tiga butir telur seminggu mengingat efek yang bisa menimbulkan kolesterol. (dta)

 

Mahasiswa Magang 2020

$
0
0

Bagi mahasiswa yang sedang atau telah mengikuti magang di tahun 2020 silahkan mengisi form pada link berikut : http://bit.ly/MagangFapet2020


Perbaikan Nomor Handphone di SIAM

Kuliah Kewirausahaan Kemenpora

Sambut Hari Pangan Sedunia KAFAPET Lakukan Kampanye Gizi

$
0
0

Pangan adalah kebutuhan utama semua makhluk hidup untuk dapat bertumbuh melangsungkan kehidupan. Namun pemenuhan pangan belum merata, sehingga masih ditemukan rakyat yang kelaparan di beberapa Negara.

Kondisi tersebut membuat organisasi pangan dan pertanian (Food Agriculture Organization) naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menggagas hari pangan sedunia tiap tanggal 16 Oktober. Agar meningkatkan kesadaran permasalahan gizi buruk akibat kemiskinan dan kelaparan.

Sebagai salah satu penyokong sumber makanan dari produk hewani, Keluarga Alumni Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (KAFAPET) menggandeng PT. Cahroen Pokphand Indonesia dan Koperasi Susu SAE Pujon untuk berpartisipasi pada hari pangan melalui kampanye gizi. Kegiatan itu dilakukan kepada Dasawisma Desa Gading Kulon Dau, Kabupaten Malang, Rabu (21/10/2020).

Bersama perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa Fapet UB, mereka memberikan pemahaman tentang pentingnya mengkonsumsi protein hewani untuk perbaikan gizi. Sebab komoditas pangan asal ternak memiliki nutrisi yang sangat tinggi sehingga berperan dalam menjaga daya tahan tubuh. Khususnya pada saat kondisi pandemi seperti sekarang.

Menurut perwakilan KAFAPET, Agus, S.Pt bagi sebagian masyarakat produk hewani secara ekonomi dinilai memberatkan. Namun produk dengan harga bersahabat seperti telur dan susu masih dapat terjangkau.

“Susu sapi dengan harga setengah liter 4-5 ribu rupiah dapat memberikan manfaat mencegah osteoporosis, kerusakan gigi, dan diabetes asal dikonsumsi tawar tanpa menambahkan gula. Sedangkan telur dapat menunjang kesehatan dan perkembangan otak serta kesehatan mata dan tulang.” ungkapnya

Pada penghujung acara anggota Dasawisma yang dihadiri oleh ibu-ibu dan anak-anak diajak untuk makan sate telur puyuh rebus dan minum susu bersama. Lalu mereka juga menerima bingkisan paket berupa telur ayam, minyak, dan gula.

Paketan itu merupakan hasil hibah PT. Charoen Pokphand yang terdiri dari 1500 butir telur, 100 kg gula pasir, dan 100 botol @ 2 liter minyak goreng.  Sementara KOP SAE Pujon menyumbangkan 100 cups susu siap minum rasa strawberry dan coklat.

“Kami berharap dengan kampanye seperti ini meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi protein hewani yang tetap diimbangi dengan asupan sayur dan buah-buahan. Supaya dapat menambah imunitas dan memperbaiki gizi pada anak sehingga dapat meningkatkan kecerdasan.” jelas Rizki Pafitri, Ph.D salah satu anggota KAFAPET sembari menutup acara

KAFAPET merupakan organisasi alumni Fapet UB yang akan diresmikan pada akhir pekan ini, yang mana menetapkan Ir. Didik Purwanto, IPU alumni angkatan tahun 1980 sebagai ketua umum periode 2020-2025. Saat ini Didik juga dipercaya menjadi Ketua Dewan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) periode 2019 – 2023, Ketua Umum Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) sekaligus Direktur Utama perusahaan yang bergerak di industri sapi potong, PT Karunia Alam Sentosa Abadi.  (dta)

 

Gandeng Charoen Pokphand Fapet Lakukan Baksos Bagikan Sembako

$
0
0

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) bersama perusahaan unggas terbesar di Indonesia, PT. Charoen Pokphand Indonesia (PT. CPI) akan melakukan kegiatan bakti sosial (baksos).

Kegiatan dikemas dengan membagikan sembako kepada warga Desa Gading Kulon Dau – Kabupaten Malang, Rabu (21/10/2020), warga Dusun Boro Tretes, Desa Dono Warih, Kec Karang Ploso, Jumat (23/10/2020), dan masyarakat sekitaran UB, Jumat (23/10/2020).

Menurut Wakil Dekan III, Dr. Agus Susilo kegiatan itu bertujuan memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang kandungan protein hewani yang sangat penting bagi tubuh. Disamping untuk perbaikan gizi juga dapat menaikan sistem imun.

Pada kesempatan tersebut PT. CPI menyumbangkan 7500 butir telur, 200 kg gula, dan 200 botol minyak goreng kemasan 2 liter.

“Minyak dan gula termasuk dalam kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Sedangkan telur adalah komoditas hasil ternak yang memiliki segudang manfaat apabila dikonsumsi dengan porsi yang tidak berlebihan.” pungkasnya (dta)

Dosen Fapet UB Terapkan Program “Seribu Desa Sapi” di Probolinggo

$
0
0

Program pengembangan seribu Desa sapi adalah upaya pemerintah untuk melakukan percepatan peningkatan populasi agar mampu berswasembada daging sapi lokal. Pada tahun 2020 ini program tersebut akan dilakukan pada empat provinsi, yaitu Lampung Selatan, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Timur.

Kecamatan Lumbang Kabupaten Probolinggo ditetapkan sebagai sasaran wilayah di Jawa Timur. Kelompok ternak yang akan diberikan binaan antara lain Kelompok Genting Makmur Desa Negororejo, Kelompok Baru Muncul Desa Lumbang, Kelompok Makmur III Desa Wonogoro, Kelompok Muktijaya Desa Sapih, dan Kelompok Margisantoso Desa Purut.

Sebagai akademisi peternakan yang berpengalaman dalam membentuk klaster sapi potong di Jawa Timur, Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) kali ini dilibatkan menjadi narasumber. Sekaligus menyusun materi mulai dari korporasi, manajemen agribisnis, manajemen pembiakan, penggemukan, hingga pengolahan limbah.

Mereka adalah Dr.Ir.Priyo Sugeng Winarto, M.Sc yang memberikan topik Perencanaan Bisnis Kolektif Berjamaah, Prof. Trinil Susilawati tentang Manajemen Indukan, serta Ir. Hermanto,MP mengenai manajemen Pakan Pada Indukan dan Penggemukan Sapi Potong.

Bimbingan teknis itu merupakan langkah awal persiapan program pengembangan seribu Desa sapi yang berlangsung selama dua tahap, yakni Rabu, (14/10/2020) untuk tahap pertama dan Rabu-Kamis, (21-22/10/2020) pada tahap kedua.

Prof Trinil mengungkapkan harapannya apabila pembentukan kawasan usaha pembiakan sapi potong di Kecamatan Lumbang sudah terwujud, agar mencetuskan kerjasama dengan Universitas Brawijaya. Sehingga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pengabdian pada Masyarakat dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa. (nien/dta)

Nuansa Baru Ikuti Wisuda Daring

$
0
0

Memakai toga, menenteng ijazah, berdandan istimewa, berjabat tangan dengan Rektor, memasuki Gedung Samantha didampingi keluarga dan sahabat  adalah impian calon wisudawan sejak menjadi mahasiswa baru. Berangan-angan untuk membawa kenangan cerita betapa bahagia dan bangganya pada hari itu kepada anak cucu kelak.

Namun harapan itu pupus oleh pandemi virus Covid-19 seperti sekarang. Sebab pelaksanaan wisuda seperti yang telah dikhayalkan untuk sementara waktu tidak lagi diselenggarakan entah sampai kapan.

Universitas Brawijaya (UB) mencari jalan mewujudkan mimpi-mimpi tersebut meski lewat dunia maya. Pasalnya mulai Sabtu (24/10/ 2020) wisuda lulusan program Vokasi, Sarjana, Profesi, dan Pascasarjana digelar secara online (daring). Kegiatan daring perdana itu mengikuti aturan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran.

Meskipun daring ada satu orang perwakilan dari setiap fakultas yang dibolehkan mengikuti prosesi wisuda secara langsung. Pemilihan perwakilan ditentukan oleh panitia, lalu bagi yang lain mengikuti secara daring dari tempat masing-masing.

Suasana hening, tidak ada tim Paduan Suara, tidak ada sorak ramai orang tua atau wali, dan tidak nampak undangan-undangan lain. Dekan memberikan Ijazah kepada perwakilan wisudawan, sedangkan nama-nama wisudawan lainnya dipanggil satu-per satu oleh pembawa acara seraya menampilkan foto yang bersangkutan di layar LED.

Proses wisuda pun berlangsung dengan cepat karena tidak ada antrian bersalaman dengan Rektor dan Dekan. Meskipun lewat daring namun  tidak mengurangi kekhikmatan dan makna dari arti wisuda.

Wisuda berarti upacara pengukuhan bagi mahasiswa yang telah merampungkan masa studi. Menghapus status mahasiswa  menjadi alumni dan mengesahkan atas gelar Ahli Madya, Sarjana, Master, maupun Doktor yang diraih.

Walau sebelumnya muncul kontroversi pelaksanaan wisuda daring di UB, namun pelaksanaan kali ini disambut antusias oleh calon-calon wisudawan. Bagi sebagian beranggapan bahwa ini adalah pengalaman yang unik belum semua orang beruntung mendapatkannya. Selain itu juga lebih efisien secara waktu dan ekonomi.

“Setidaknya ini merupakan kenangan yang sangat indah bagi para wisudawan. Seumur hidup mengikuti wisuda secara daring yang kita tidak mengetahui apakah tahun depan masih menggunakan cara seperti ini.” jelas Prof. Suyadi selaku Dekan Fapet UB

Lanjutnya ia mengharapkan agar kegiatan ini memberikan berkah bagi semuanya. Khususnya untuk para wisudawan semoga ilmu yang telah diperolah memberikan manfaat kehidupan, membawa kebahagiaan, dan kejayaan. (suyadi/dta)

 

 

 

 

 

KAFAPET : Wadah bagi Alumni untuk Memperkokoh Fakultas

$
0
0

Alumni Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) menggagas pembentukan Keluarga Alumni Fakultas Peternakan (KAFAPET). Organisasi dibawah naungan  Fapet UB itu untuk mewadahi terjalinnya komunikasi kembali serta menumbuhkan kepedulian antar alumni dan keluarganya.

Sehingga menciptakan interaksi dan jaringan kerjasama sebagai upaya memajukan peternakan Indonesia. Disamping itu peranannya ditujukan guna memperkokoh Fakultas Peternakan yang sampai saat ini terus berevolusi.

Ir. Didik Purwanto, IPU, ketua umum KAFAPET periode 2020 – 2025

Berdasarkan musyawarah bersama yang dilakukan awal Juli lalu, menetapkan alumni angkatan tahun 1980 sebagai ketua umum periode 2020-2025. Saat ini Didik juga dipercaya menjadi Ketua Dewan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) periode 2019 – 2023, Ketua Umum Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) sekaligus Direktur Utama perusahaan yang bergerak di industri sapi potong, PT Karunia Alam Sentosa Abadi.

 

Ketua terpilih, Didik Purwanto menyampaikan visi KAFAPET yang berbunyi “Sinergi Potensi Alumni Mewujudkan Profesionalisme yang Berkelanjutan”. Pasalnya selama lima dekade terakhir Fapet UB menyebarkan alumni menjadi insan yang profesional dalam bidang peternakan, baik sebagai praktisi, akademisi, dan anggota legislatif pemerintahan.

Peresmian sekaligus pengukuhan ketua oleh Dekan, Prof.Dr.Sc.Agr. Ir.Suyadi,M.Sc.,IPU.,ASEAN Eng digelar secara online, Minggu (25/10/2020), menjelang Dies Natalis Fapet UB ke-59 tahun.

Pada kesempatan itu juga dilakukan peluncuran kartu anggota yang berbasis uang elektronik (e-electronic) Brizzi hasil kerjasama dengan Bank BRI, yang dapat dimanfaatkan untuk pembayaran e-toll dan e-money. Serta pemberian lifetime achievement award kepada para mantan Dekan dan Dekan Fapet sekarang yang telah berjasa mengembangkan Fapet UB hingga dikenal di kancah Nasional dan Internasional. (dta)

 

 


59th Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

$
0
0

“2020 sebagai Tahun Revolusi Mutu dan Reputasi Akademik”

Oleh: Prof. Dr.Sc.Agr. Ir. SUYADI, MS. IPU. ASEAN Eng.

Dekan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Tanggal 26 Oktober 2020  usia Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya genap 59 tahun sejak ditetapkan berdiri oleh Pemerintah pada tahun 1961. Usia ini merupakan ukuran usia yang dewasa bagi umur manusia untuk melakukan kiprah Pendidikan, pengabdian dan kontribusinya kepada bangsa dalam menyumbang sumber daya manusia yang berupa lulusan pada setiap tahunnya. Namun bisa juga dikatakan usia yang masih belia bagi suatu Pendidikan tinggi peternakan yang memiliki cita-cita menjadi Pendidikan peternakan unggul yang bereputasi dan diakui dunia. Pasalnya adalah kalau kita lihat Perguruan Tinggi yang diakui dunia pada umumnya umurnya jauh lebih tua atau jauh lebih dulu didirikan daripada berdirinya Fakultas Peternakan kita ini. Namun itu sebenarnya hanya suatu argument pembelaan diri belaka dikarenakan belum tercapainya cita-cita luhur kita sampai saat ini.

Pada hari Selasa, 1 September 2020 Senat Fakultas telah menetapkan Visi-Misi, Tujuan Fakultas Peternakan yang sangat berharga bagi arah dan gerak pengembangan Fakultas kedepan. Bunyi Visi tersebut adalah “Menjadi Fakultas Peternakan pelopor dan pembaharu dengan reputasi internasional dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan entrepreuneur yang menunjang budaya industri peternakan untuk kesejahteraan masyarakat yang diturunkan dari Visi Universitas Brawijaya tertuang dalam RENSTRA UB 2020-2024 yang telah ditetapkan oleh Rektor pada Juni 2020.

Kalau dicermati, Visi Fakultas tersebut mengandung makna yang dalam dan tantangan yang sangat tajam untuk dapat dilaksanakan, karena terlalu beratnya untuk bisa dicapai. Betapa tidak, kita bercita-cita menjadi Fakultas Peternakan pelopor dan pembaharu, itu saja sudah berat dikarenakan harus memerlukan usaha yang sangat besar untuk bisa meraihnya. Sebagai pelopor tentunya harus berada di depan, berada pada barisan terdepan dibandingkan dengan Fakultas lain sejenis, sedangkan kata “pembaharu” mengandung makna selalu membuat perubahan-perubahan yang dibarengi dengan teknologi-teknologi inovatif dan karya-karya monumental yang konstrukttif yang memberikan makna yang luas bagi kesejahteraan manusia dan bangsa. Menjadi “pembaharu” berarti harus banyak karya yang ditunjukkan baik di media publikasi, prototype maupun karya nyata yang bisa diterapkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Bisa berarti pula kita lebih dekat kepada masyarakat, khususnya masyarakat peternak dan kelompok peternak, untuk membimbing mereka sehingga mereka juga bisa berperan sebagai pelopor dalam bidang peternakan. Harapan dari cita-cita yang tertuang dalam Visi ini adalah fakultas kita bisa bermutu dan bereputasi secara nasional dan internasional dalam bidang Pendidikan tinggi peternakan. Ada hal yang menjadikan kata kunci baru dalam visi ini adalah penekanan dengan menggunakan kata “teknologi dan entrepreneur”, kata “budaya”, kata “industry peternakan”, dan kata “kesejahteraan masyarakat”. Kata-kata ini sangat menantang kita semua yang menjadi warga Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, baik bagi dosen, karyawan, mahasiswa dan alumni.

Sehubungan dengan ditetapkan Visi tersebut, maka konsep dasar dan proses Pendidikan dan pembelajaran di Fakultas Peternakan kita juga harus mengalami perubahan. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan kalau Ulang Tahun (atau Dies Natalis) Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya yang ke 59 pada tahun ini (2020) dinamai dengan tahun perubahan atau reformasi, atau bahkan revolusi. Setidaknya ada 5 perubahan perbaikan yang mendasar bisa dicatat yaitu Kurikulum, muatan pembelajaran, sistempem belajaran, arah pembelajaran, dan sistem tata Kelola.

Sejak tahun 2016, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya telah berupaya melakukan modifikasi dan perubahan kurikulum, terutama dalam hal perincian dan penjelasan komponen Capaian Pembelajaran (Learning Outcome). Hal ini sebenarnya sebagai upaya pengembangan dan penyesuaian dari rumusan Capaian Pembelajaran (CP) yang telah ditetapkan bersama oleh rapat terbatas perwakilan anggota Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Peternakan Indonesia (FPPTI) yang dihadiri oleh representative perguruan tinggi mulai dari Aceh sampai ke Papua. Pertemuan diselenggarakan di UGM Yogyakarta pada tanggal 7-8 Juli 2015. Naskah Capaian Pembelajaran telah ditandatangi oleh Sekretaris Jenderal FPPTPI, Prof. Dr.sc.agr. Ir. Suyadi, MS. dan disaksikan oleh semua peserta yang hadir saat itu. Maka sejak itu, pemikiran perubahan kurikulum tetap terus didiskusikan di berbagai perguruan tinggi yang megelola Program Studi Peternakan. Dalam Rangka persiapan Musyawarah Nasional tahun 2016 yang akan membahas kurikulum nasional Pembelajaran S1 Peternakan, maka tanggal 10 Desember 2015 dilaksanakan Pra Munas di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Pada kesempatan itu dibahas mengenai sinkronisasi kurikulum Pendidikan S1 Peternakan se Indonesia untuk dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan Standarisasi Kurikulum Nasional Jenjang Sarjana Peternakan. Materi telah terkumpul dari berbagai perguruan tinggi. Hasil rumusan kurikulum berbasis Capaian Pembelajaran kemudian dibawa ke Munas FPPTPI di Universitas Andalas pada tanggal 21 – 22 April 2016. Pada saat itu disepakati dokumen Naskah Akademik Kurikulum Nasional Berbasis Kompetensi mengacu KKNI”. Upaya berikutnya dalam rangka merekonstruksi kurikulum adalah adanya keinginan untuk Menyusun kurikulum dengan pembelajaran “system blok” yaitu Menyusun Kembali kelompok-kelompok mata kuliah yang memiliki muatan selaras dalam membangun pengetahuan, pemahaman, ilmu dan keterampilan mahasiswa terhadap suatu kompetensi tertentu. Hal ini didasarkan pemikirian bahwa dengan pembelajaran secara terpisah-pisah antara mata kuliah satu dengan yang lain maka sering kali mahasiswa mengalami kesulitan dalam melakukan sintesis ulang dalam merangkai serpihan-serpihan pengetahuan, ilmu dan kemampuan praktis menjadi suatu bentuk suatu ilmu yang utuh. Akibatnya, tujuan akhir pembelajaran yang mengacu pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik masih belum bisa tercapai. Sebagai contoh, mahasiswa yang mempelajari Produksi Ternak Unggas, harapan akhirnya adalah agar mahasiswa menguasai pengetahuan, ilmu dan kegiatan praktis beternak dengan berbagai aspek pengembangannya. Namun untuk bisa mencapai kompetensi itu harus disusun oleh beberapa mata kuliah berbeda (fisiologi, nutrisi, perkandangan, system usaha, manajemen, dll) maka seringkali mahasiswa mengalami kesulitan untuk merangkai Kembali ilmu dan keterampilan yang pernah diperoleh. Konsep kurikulum berbasis “sistem blok” ini sudah tersusun dan bahkan hamper selesai di tahun itu, namun belum sempat disyahkan oleh senat, dan juga belum diterapkan secara praktis dalam pembelajaran.

Periode berikutnya adalah pengembangan kurikulum berbasis outcome (Outcome Base Education, OBE). Setelah pembahasan kurikulum berbasis Capaian pembelajaran (Learning Outcome), maka timbul issue global mengenai system Pendidikan berbasis Outcome, OBE (barang kali sebenarnya banyak perguruan tinggi di Indonesia secara praktis sudah melaksanakan), namun belum terumuskan dalam suatu bentuk dokumen kurikulum yang sistematis. Kesan pertama pemikiran ini dalam sanubari Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya adalah pada saat mengadakan diskusi kunjungan anggota senat fakultas ke Universitas Sains dan Teknologi Rajamanggala, di Chiang Mai, Thailand, tanggal 19-30 November 2017. Saat kami menawarkan adanya penyesuaian kurikulumdengan Lembaga tersebut, beliau (Dr. Yan Yong, sebagai Dekan) menyetujui asal dengan mengacu OBE (Outcome Base Education), saat itu kita masih selalu dalam pembicaraan Capaian Pembelajaran (Learning Outcome). Sebenanrnya hamper mirip saja. Cuma dalam OBE lebih terperinci.

Awal tahun 2018 di Universitas Brawijaya mulai ada sosialisasi mengenai OBE, dan Fapet juga mengadakan workshop menenai OBE yang dihadiri pemateri Dr. Ir. Didiek Suprayogo, M.Sc. dari tim PJM. Di tengah-tengah ramainya pembicaraan OBE maka muncul gelombang issue baru yaitu Revolusi Industri 4.0. Maka selama tahun 2018 segera melakukan penyesuaian kerja rekonstruksi kurikulum yang memiliki muatan Revolusi Industri 4.0 yang dicirikan dengan penggunaan IT dalam system pembelajaran. Belum banyak perubahan memang dalam hal ini, namun ide-ide mengenai penggunaan IT dalam pembelajaran sudah mulai terlihat pada beberapa dosen. Sekali lagi, kurikulum OBE yang digagas belum bisa dilaksanakan secara total dikarenakan kesiapan dokumen yang belum total lengkap, kesiapan dosen (masih memerlukan sosialisasi dan penyamaan persepsi). Penuh tekad kuat, akhirnya tahun 2019 yang dipelopori oleh wadek 1 Dr. Ir. M Halim Natsir, MP. IPM. ASEAN Eng. dan juga ketua tim rekonstruksi kurikulum Prof. Dr. Ir. Trinil Susalawati, MS. IPU. ASEAN Eng. Maka sedikit demi sedikit akhirnya Kurikulum OBE sudah mulai tersusun. Hal ini juga didorong kebutuhan persyaratan untuk pemenuhan pengajuan Akreditasi Internasional kepada ASIIN (Die Akkreditierungsagenturfür Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, Informatik, Naturwissenschaften und Mathematikatau The Accreditation Agency for Study Programmes in Engineering, Informatics, Natural Sciences and Mathematics). Hal ini karena salah satu persyaratan pengajuan akreditasike ASIIN adalah program studi harus menerapkan kurikulum OBE.

Pada awal tahun 2020 sebenarnya Naskah Akademik secara garis besar sudah selesai, meskipun masih harus mengalami banyak tambahan materi. Namun dengan terbitnya Permendikbud nomor 3 tahun 2020 tanggal 24 Januari 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang didalamnya termuat Merdeka Belajar bagi mahasiswa maka kurikulum OBE yang sudah disiapkan masih harus ditambah dengan scenario baru.

Intinya kurikulum yang ada saat ini merupakan kombinasi dari akumulasi ide-ide para penyusun yang memuat kisi-kisi pemberlajaran yang menekankan pada Capaian Pembelajaran (CP), kurikulum model Outcome Base Education (OBE), kurikulum mengakomodir ide-ide entrepreneur dan nuansa pengembangan industry dalam rangka menyambut Revolusi Industri 4.0 dan Kurikulum yang mengakomodir program Kampus Merdeka – Merdeka Belajar.

  1. Muatan Pembelajaran.

Dengan tercapainya status Fapet UB sebagai 3 besar dan terbaik nasional (akreditasi nasional dan internasional, jumlah publikasi, HKI terbanyak, karya buku, peminat calon maba terbanyak) pada akhir tahun 2015, maka sudah barang tentu membutuhkan perubahan kurikulum. Hal ini dilakukan karena pada periode berikutnya kita akan meningkatkan reputasi dan daya saing tingkat ASEAN, ASIA dan INTERNASIONAL. Penyusunan kurikulum OBE sudah dimulai tahun 2018, dan bersamaan saat itu ada gelombang issue baru tentang Revolusi Industri 4.0. Namun secara resmi, rekonstruksi kurikulum dilaksanakan mulai tahun 2019, dan berlanjut 2020 dan akhirnya disyahkan oleh senat fakultas pada 1 September 2020. Muatan pembelajaran terjadi perubahan dengan mengakomodir hasil Musyawarah Nasional Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Peternakan Indonesia (FPPTPI) di Unsyiah Aceh 5-7 April 2019 dan kebutuhan stakeholders.

Beberapa perubahan muatan materi pembelajaran yaitu adanya tambahan/modifikasi mata kuliah yang terdiri dari Kesejahteraan Ternak (Animal Wefare), Keteknikan Peternakan (Livestock Engineering), dan Sistem Industri Peternakan (Livestock Industrial System). Ketiga mata kuliah tersebut yang harus dikuasai oleh mahasiswa agar para lulusan mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional, disamping diharapkan juga mahasiswa memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan wirausaha.

Untuk mendukung kegiatan pembelajaran maka alhamdulillah, Fapet UB diberi hibah kandang sistem closed house modern untuk ayam petelur dan Entrepreneurship training Cener yang keduanya diberikan oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia, kesemuanya pada tahun 2019, yang realisasinya pada tahun 2020.

Kandang sistem Closed House ayam petelur berkapasitas 5000 ekor merupakan kadang closed house modern dilengkapi peralatan serba otomatis, dan dapat dikontrol menggunakan sistem android. Semua data dalam kandang terdokumentasi secara lengkap. Mulai dari kondisi ayam, jumlah pakan yang dikonsumsi, jumlah telah dihasilkan, kondisi kandang (temperature, kelembaban, kecepatan angin), kondisi kipas, dll, semua direkam dengan baik. Maka sarana pendukung ini dapat digunakan untuk pembelajaran Sistem Industri Peternakan.

Entrepreneurship Training Center (ETC) merupakan berupa toko yang menjual produk-produk peternakan baik dari perusahaan maupun dosen. Dengan fasilitas ini maka mahasiswa bisa belajar banyak mengenai bisnis produk peternakan, pemasaran, dan bahkan teknologi informasi dan teknologi produk.

  1. Sistem Pembelajaran

Menyesuaikan kebutuhan stakeholders terhadap kompetensi lulusan, maka fakultas berupaya untuk terus merumuskan Kembali model dan sistem pembelajaran. Seperti disebutkan di depan, mahasiswa umumnya mengalami kesulitan dalam melakukan sintesis atau merangkai Kembali pengetahuan dan ilmu yang telah diperoleh dari beberapa mata kuliah yang terpisah, namun sebenarnya mempelajari hal yang satu. Hal ini ada sebabnya, pertama: setiap mata kuliah terdiri dari satuan-satuan mata ajar yang tersusun dalam sekuens pembelajaran yang diberikan selama satu semester. Belum tentu semua yang dipelajari bisa bertahan dalam pemahaman dan ingatannya. Yang kedua: mata kuliah-mata kuliah yang Menyusun satu macam kompetensi (misalnya produksi ternak unggas) berada pada semester berbeda, sehingga membuat kesulitan mahasiswa untuk merangkai Kembali menjadi suatu pemahaman utuh. Berkaitan dengan hal tersebut, mulai semester ganjil tahun ini, sistem pembelajaran diselenggarakan semi-blok, dimana untuk mata kuliah yang sebidang, praktikum dilaksanakan secara Bersama-sama yang memiliki muatan ketrampilan praktis secara menyeluruh. Misalnya, kompetensi yang ingin dicapai adalah kemampuan praktis (practical skill) beternak unggas, maka satu praktikum untuk mencapai kompetensi ini sudah mencakup aspek bibit, nutrisi, perkandangan, lingkungan, ekonomi, dan seterusnya.

  1. Arah Pembelajaran

Arah pembelajaran yang dimaksud di sini adalah pola pengembangan ilmu, teknologi dan implementasinya pada stakeholders. Gambar berikut adalah alur pengembangan keilmuan mulai dari pengetahuan, ilmu, teknologi, teknologi terapan, teknologi yang bisa dimanfaatkan sebagai bisnis, masuk dalam entrepreneur/ kewirausahaan dan pada ukuran implemtasi yang lebih besar lagi masuk ke dunia industri. Proses pengembangan keilmuan seperti ini ternyata bisa ditempuh, dan bahkan ini yang paling banyak ditempuh oleh kita semua. Namun juga ada kelemahannya: butuh waktu lama, sering kehilangan arah untuk mencapai tujuan, sering gagal dan gugur di tengah jalan sebelum mencapai tujuan akhir, setelah mencapai tujuan akhir bisa jadi issue-isue strategis sudah berubah.

Arah pembelajaran yang lain adalah menuju arah yang berlawanan, dimana saat memulai awal penelitian sudah ditentukan terlebih dahulu manfaat atau kegunaan objek kita di masyarakat atau untuk industry, bisa juga diawali dengan menerapkan teknologi sederhana dan kemudian diteliti berbagai permasalahan yang muncul, beberapa kekurangan dicarikan jawaban melalui kajian, sehingga lebih mudah dan cepat dicapai.

Menggunakan arah pembelajaran seperti pada alur di atas, maka kemungkinan bisa lebih cepat menghasilkan produk penelitian yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Juga teknologi yang kita kembangkan adalah teknologi yang memang benar-benar diperlukan oleh masyarakat atau stakeholder. Cuma masalah yang dihadapi oleh peneliti adalah pola ini memerlukan pendalaman teori pribadi yang bersangkutan, dan juga memerlukan pengalaman lapangan yang cukup matang. Namun hal ini bisa kita biasakan dalam kehidupan kita. Dengan membaca kondisi lapang, maka kita berupaya menterjemahkan kebutuhan masyarakat untuk diangkat sebagai tema dan menjadikan titik awal memulai penelitian, pengembangan ilmu dan teknologi.

  1. Sitem Tata Kelola

Sistem tata Kelola di Fakultas Peternakan UB terus mengalami perbaikan, saat ini diupayakan untuk mencapai suatu standard kemudahan, kecepatan akses, kelengkapan, dan akurasi. Untuk mencapai standard layanan tersebut maka telah dikembangkan dan ditingkatkan peran PSIK fakultas yang saat ini dapat dirasakan signifikan perannya. Pelaksanaan perkuliahan, praktikum, pendataan mahasiswa, nilai, keuangan, administrasi, segala kebutuhan mahasiswa dan dosen, hamper semuanya dapat dipenuhi. Sistem informasi yang menyangkut kinerja dosen dan karyawan juga telah dikembangkan dan tersedia untuk diakses.

 

Revolusi Fapet UB di Usia ke-59 Tahun

$
0
0

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) memasuki usia ke- 59 tahun, Senin (26/10/2020). Perayaan Dies Natalis kali ini bebarengan gencarnya pandemi virus Covid-19. Maka acara dikemas secara minimalis dengan pemotongan tumpeng oleh Prof. Suyadi (Dekan) dengan mengundang tamu yang terbatas.

Lalu penyerahan tali asih kepada tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memasuki masa purna tugas, serta pemberian cindera mata untuk Dosen berprestasi yang meraih nilai 4 pada indeks scopus. Yakni Prof.Dr.Ir.Trinil Susilawati, MS.IPU.,ASEAN Eng, Dr.Ir. Osfar Sjofjan,M.Sc.,IPU.,ASEAN Eng, dan Dr.Ir. M. Halim Natsir, S.Pt.,MP.,IPM.,ASEAN Eng.

Menginjak usia yang matang, Dekan mengatakan kalau Fapet UB telah mengalami banyak perubahan baik secara bangunan fisik, kurikulum, muatan pembelajaran, sistem pembelajaran, arah pembelajaran, hingga sistem tata kelola.

Pada awal pendirian gedung Fapet terletak di UB bagian utara, tepatnya di Jalan MT. Haryono (saat ini menjadi FIA UB). Kala itu bernama Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP) dengan tiga jurusan yaitu peternakan, kedokteran hewan, dan perikanan.

Lalu berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0220/B/1973 tanggal 3 Desember 1973, FKHP ditetapkan hanya memiliki satu jurusan yaitu peternakan sehingga berubah nama menjadi Fakultas Peternakan.

Dari segi kurikulum Fapet juga mengalami revolusi yang signifikan sejak tahun 2016. Kurikulum lama dimodivikasi menjadi Capaian Pembelajaran (Learning Outcome). yang ditetapkan bersama anggota Forum Pimpinan Pendidikan Tinggi Peternakan Indonesia (FPPTI).

Dua tahun kemudian tepatnya awal tahun 2018 kurikulum learning outcome bergeser menjadi Outcome Base Education (OBE). Yakni kurikulum yang meningkatkan kapasitas mahasiswa pada aspek teknis dan mekanisasi teknologi pendukung guna menghasilkan outcome yang siap menghadapi industrialisasi dan entrepreneur.

Namun ditengah-tengah penerapan OBE muncul gelombang isu baru yaitu Revolusi Industri 4.0. Sehingga ditahun yang sama, Fapet segera berbenah melakukan penyesuaian kerja rekonstruksi kurikulum bermuatan Revolusi Industri 4.0 dengan menggunakan IT dalam sistem pembelajaran.

Awal tahun 2020 Permendikbud nomor 3 tahun 2020 menerbitkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang didalamnya memuat Merdeka Belajar bagi mahasiswa. Mengakibatkan kurikulum OBE yang telah siap harus ditambah dengan skenario baru.

“Kesimpulannya kurikulum Fapet UB saat ini merupakan kombinasi dari akumulasi ide para penyusun. Memuat kisi-kisi pembelajaran yang menekankan pada Capaian Pembelajaran (CP), kurikulum model Outcome Base Education (OBE), kurikulum mengakomodir ide-ide entrepreneur, dan nuansa pengembangan industri.” papar Prof. Suyadi yang menjabat sebagai Dekan selama dua periode sejak 2015 hingga sekarang

Transformasi kurikulum mempengaruhi perubahan muatan materi pembelajaran. Yakni dengan adanya penambahan mata kuliah, seperti Kesejahteraan Ternak (Animal Welfare), Keteknikan Peternakan (Livestock Engineering), dan Sistem Industri Peternakan (Livestock Industrial System).

Sementara itu implementasi Fapet UB dalam mendukung kegiatan pembelajaran dengan menyediakan kandang sistem closed house modern untuk ayam petelur dan Entrepreneurship Training Center (ETC) yang keduanya hibah dari PT. Charoen Pokphand Indonesia.

Kandang berkapasitas 5000 ekor itu dilengkapi peralatan serba otomatis dan dapat dikontrol menggunakan sistem android, yang bisa digunakan sebagai sarana pendukung pembelajaran Sistem Industri Peternakan.

Sedangkan ETC berupa toko yang menjual produk peternakan dari perusahaan, dosen maupun mahasiswa. Melalui ETC mahasiswa bisa belajar mengenai bisnis produk peternakan, pemasaran, bahkan teknologi informasi dan teknologi produk.

Dalam hal sistem pembelajaran Fapet terus merumuskan model pembelajaran dengan menyesuaikan kebutuhan stakeholders terhadap kompetensi lulusan. Sehingga mengarahkan pembelajaran pada pola pengembangan ilmu, teknologi, dan implementasinya pada stakeholders.

Selanjutnya sistem tata kelola di Fapet UB juga mengalami perbaikan. Agar mencapai standar kemudahan, kecepatan akses, kelengkapan, dan akurasi. maka peranan bagian Pengelola Sistem Informasi dan Kehumasan (PSIK) telah dikembangkan dan ditingkatkan. Hasilnya pelaksanaan perkuliahan, praktikum, pendataan mahasiswa, nilai, keuangan, administrasi tersedia dalam sistem informasi yang dapat diakses.

“Revolusi-revolusi peternakan ini didasari untuk mewujudkan visi yang berbunyi Menjadi Fakultas Peternakan pelopor dan pembaharu dengan reputasi internasional dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan entrepreuneur yang menunjang budaya industri peternakan untuk kesejahteraan masyarakat.pungkas Suyadi

Saat ini Fapet UB masuk ke dalam tiga besar Fakultas Peternakan se- Indonesia, serta ranking kedua secara nasional kategori publikasi SINTA (Science and Technology Index). Yakni pengukuran kinerja Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang meliputi kinerja peneliti, jurnal, institusi IPTEK, dan penulis jurnal. (dta)

Fapet UB Tambah Professor Bidang Ilmu Produksi Ternak

$
0
0

Jumlah professor (guru besar) aktif di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) adalah 17 orang. Namun pada tahun 2020 bertambah menjadi 18 orang, sejak diangkatnya Dr.Ir. Sucik Maylinda, MS menjadi Guru Besar.

Tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 43585/MPK/KP/2020. Dalam surat tersebut Sucik didaulat menjadi Guru Besar bidang Ilmu Produksi Ternak terhitung mulai tanggal 1 April 2020.

Menyambut penetapan itu Senat UB mengadakan pengukuhan di Gedung Widyaloka dengan aturan protokol kesehatan, Selasa (27/10/2020). Melalui pidato ilmiah dia menyampaikan tentang “Strategi Seleksi Ternak Ruminansia Melalui Model Pyramidal Breeding Structure”.

Menurutnya Indonesia masih mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan daging. Sebab kondisi peternakan didominasi oleh peternak tradisional, pada tingkat kepemilikan 3 sampai 5 ekor dengan manajemen terbatas. Serta tujuan pemeliharan lebih difokuskan untuk tabungan bukan menjadikan komersialisasi, sehingga peningkatan produktivitas sapi potong sulit tercapai.

Sementara itu laporan BPS (2019) menyebutkan peningkatan impor daging dari Australia, dari 85.192,1 ton pada tahun 2018 menjadi 100.623 ton ditahun 2019. Sehingga kesenjangan antara supply dan demand semakin lebar.

Oleh karenanya diperlukan upaya dan strategi untuk memecahkan masalah swasembada daging melalui perbaikan produktivitas sapi potong berbasis seleksi. Metode yang diharapkan mampu menjadi solusi yaitu Pyramidal breeding structure (Nguyen and Ponzoni, 2006).

Yaitu struktur pembagian tugas berpola piramida, dimana terdapat hubungan dan regulasi antara breeder sebagai penyedia bibit (lembaga pemerintah, lembaga penelitian atau peternak pembibit, serta koperasi) menggandeng multiplier (UPT) sebagai penghasil anakan atau bakalan, yang menyediakan sapi untuk produksi atau digemukkan.

Multiplier dalam menghasilkan bakalan, dapat dikombinasikan dengan manajemen Cow-calf operation, yakni mekanisme kerja yang menghasilkan sapi bakalan dengan efisien dan low input.

“Dengan pengaturan yang baik dan tepat, maka model ini diharapkan dapat merupakan terobosan dalam peningkatan produktivitas ternak ruminansia khususnya  sapi dan meningkatkan produksi daging.” pungkas Sucik (dta)

 

 

Informasi Ideas for Action Incubator Competition 2021

Pengmas : Mahasiswa & Dosen Fapet UB Lakukan Pemeriksaan Kebuntingan dan Gangguan Reproduksi

$
0
0

Rendahnya produksi daging sapi di Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan produktivitas populasi ternak lokal yang lambat. Sehingga pemerintah menaikkan nilai impor karena peternak belum mampu mencukupi swasembada daging.

Menurut Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Prof.Dr.Ir. Trinil Susilawati.,MS.,IPU.,ASEAN Eng, salah satu upaya meningkatkan produktivitas dan mutu genetik ternak adalah dengan melakukan Inseminasi Buatan (IB).

IB atau disebut juga kawin suntik merupakan teknik memasukkan sperma (semen) ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan alat khusus yang disebut Insemination gun. Namun untuk mengoptimalkan hasilnya semen yang digunakan berasal dari ternak jantan unggul dan melalui proses uji kualitas.

Penerapan teknologi IB dapat mengkombinasikan penggunaan semen sexing beku double dosis atau dua straw dalam satu kali proses. Maka dengan jumlah spermatozoa yang banyak diharapkan dapat meningkatkan peluang keberhasilan kebuntingan.

Disamping itu reproduksi ternak sapi betina adalah penentu keberhasilan kebuntingan baik hasil intensifikasi kawin alami maupun IB. Oleh karenanya mahasiswa Program Pascasarjana dan Dosen Fapet UB yang tergabung dalam tim pusat studi ternak pedaging melakukan pengabdian masyarakat (pengmas) di Desa Senggreng, Kecamatan Sumber Pucung –  Kabupaten Malang, Jumat (30/10/2020).

Pada kesempatan itu mereka bersama Drh. Wawandari (Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari) melakukan pemeriksaan gangguan reproduksi pada sapi menggunakan Ultra Sono Grafi. Selanjutnya pengecekan kebuntingan hasil IB menggunakan double dosis yang telah dilakukan dua bulan lalu.

Kegiatan tersebut merupakan serangkaian kegiatan pembentukan program klaster sapi potong di Kabupaten Malang yang digagas tim pusat studi ternak pedaging UB, Bank Indonesia (BI) Cabang Malang serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang.

Bertujuan untuk mewujudkan swasembada daging nasional dengan menguatkan pembibitan sapi potong lokal. Sehingga dapat meningkatkan populasi sapi potong dan menekan jumlah impor daging sapi maupun produk olahannya. (nien/dta)

Viewing all 2372 articles
Browse latest View live