PT.Bank Rakyat Indonesia (BRI), Tbk menggandeng Universitas Brawijaya untuk mengembangkan kambing boer melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) sejak tahun 2011 silam. Kerjasama yang terjalin selama lima tahun tersebut telah berkembang dan membuahkan hasil sehingga BRI memperpanjang kontrak kerjasama dengan UB, khususnya dibidang peternakan. Selasa (16/8) pihak BRI yang diwakili oleh kantor wilayah (kawil) beberapa Kecamatan di Malang mengunjungi Lab. Lapang Sumber Sekar. Prof.Dr.Sc.Agr.Ir. Suyadi, MS (Dekan Fakultas Peternakan), Prof.Dr.Ir. Kusmartono (Wakil Rektor I Bidang Akademik), dan Prof. Dr.Ir. Mohammad Bisri, MS (Rektor Universitas Brawijaya), turut serta pada kunjungan tersebut.
Kontribusi BRI sejak tahun 2011 hingga 2016 melalui program CSR kepada Fakultas Peternakan yakni berupa bantuan pembelian 300 ekor kambing betina lokal, alat USG, alat pemotong rumput, pembangunan kandang, serta sewa tanah 2 ha untuk menanam hijauan sebagai pakan ternak. Namun pada kerjasama di tahun kedua ini, Prof. Bisri menghendaki peran BRI diwujudkan dengan pembangunan kandang baru berkapasitas dua kali lipat, akan tetapi berdasarkan standart dan kualitas yang tertera sesuai master plan. Hal tersebut bertepatan dengan rencana pembangunan pengembangan Lap. Lapang yang berlokasi di kecamatan Dau, Kabupaten Malang ini. Lab. Lapang Sumber Sekar nantinya tidak hanya dimanfaatkan untuk sarana praktikum dan penelitian saja namun akan dikembangkan sebagai tujuan produksi, edu wisata, dan agro bisnis.
Alur pengembangan kambing boer melalui program CSR selama ini yakni menjual kambing betina bunting hasil persilangan pure boer dengan betina lokal kepada peternak yang dikelola dalam satu kelompok per wilayah. Bagi peternak yang kurang mampu diberikan bantuan kredit lunak dan kredit kemitraan oleh BRI. Setelah proses lahiran, cempe (anak kambing) yang berusia 3-4 bulan dijual lagi ke Lab.Sumber Sekar, sementara sang induk ditukar dengan betina bunting lainnya namun dengan menambah harga 300 ribu per ekor. Peternak dapat merasakan panen dua kali dalam setahun dengan siklus pertukaran seperti ini.
Tahun 2016 hingga 2021 mendatang, program tersebut akan merambah wilayah pengembangan kambing boer seperti Karangploso dan Dau. Menurut Suyadi, melalui program kerjasama CSR ini meningkatkan peranan Fapet selaku instasi peternakan dengan menyalurkan keahlian sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Sementara itu masyarakat dapat meningkatkan pendapatan serta memperoleh ilmu tentang dunia peternakan. (dta)