Produksi daging sapi layak konsumsi harus memiliki kualitas yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH). Sehingga menghasilkan daging sapi yang empuk (tender), juiciness, warna merah yang cerah, dan lembut (leanness).
Artinya tidak mengandung bibit penyakit dan bahan kimia ataupun obat- obatan yang dapat mengganggu kesehatan (aman), memiliki zat-zat yang bergizi dan berguna bagi kesehatan dan pertumbuhan( sehat), tidak dicampur dengan bagian lain dari hewan (utuh), serta dipotong dan ditangani sesuai dengan syariat Agama Islam (halal).
Untuk menghasilkan daging tersebut peternak wajib memperhatikan proses pemeliharaan hingga penyembelihan. Oleh karenanya Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) mengadakan pelatihan online tentang bisnis daging halal dari hulu ke hilir, Sabtu (29/08/2020).
Pelatihan tersebut mengundang dua pemateri yaitu Ir. Harianto Budi Rahardjo (PT. Lembu Jantan Perkasa Group) dan Dr. Achadiah Rachmawati, S.Pt.,M.Si (Dosen Fapet UB). Tujuannya memberikan wawasan dan peluang bagi akademisi dan praktisi untuk membuka peluang usaha penyedia daging halal dari hulu ke hilir. Serta memberikan alternatif pangan bagi masyarakat yang peduli akan produk halal dan aman bagi kesehatan.
Dr. Achadiah mengatakan bahwa sebelum proses penyembelihan dibutuhkan seleksi hewan (bebas dari kotoran atau penyakit yang tampak maupun tersembunyi), pemberian pakan dan waktu untuk istirahat rileksasi. Sehingga hewan ternak tidak stress, gelisah, lelah, lesu, lemah yang dapat mempengaruhi kualitas daging.
“Penanganan hewan yang kasar pada periode sebelum pemotongan berdampak buruk pada kualitas daging. Akibatnya daging berwarna gelap, keras, dan kering (potongan daging berwarna gelap) serta organisme dari usus dapat menyerang aliran darah dan akhirnya ke otot.” papar Achadiah
Sementara itu Ir. Harianto mengungkapkan bahwa jumlah sapi potong lokal sebesar 85% sedangkan sapi impor yang digemukan dan dipotong mencapai 15%.
“Agar dapat memenuhi kebutuhan pasar penyedia daging hendaknya fokus pada pakan sehingga dapat menghasilkan daging yang berkualitas setara impor.” terangnya (dta)