Quantcast
Channel: Fakultas Peternakan | Universitas Brawijaya
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2372

Kearifan Lokal di Kabupaten Kupang sebagai Upaya Penyediaan Hijauan Pakan Ternak

$
0
0

Luas kawasan hutan di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 1.808.979,27 ha, terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Lahan yang tersebar di wilayah Kabupaten memiliki keragaman tapak yang cukup tinggi. Kondisi tersebut menjadi peluang dan tantangan dalam pemanfaatannya.

Dukungan aspek iklim dan luas wilayah dapat membuka peluang usaha budidaya pertanian dan kehutanan. Namun dalam pengelolaan harus memperhatikan prinsip-prinsip konservasi tanah dan air.

Praktek kearifan lokal seperti sistem mamar di Kabupaten Kupang merupakan salah satu peluang yang dapat diberdayakan dalam mendukung pelestarian lingkungan, tata air, peternakan dan aspek peningkatan pendapatan masyarakat.

Hal itu disampaikan oleh Dosen Universitas Nusa Cendana (Undana), Ir. Edi Djoko Sulistijo, MP, melalui penelitian tentang kearifan lokal di Kabupaten Kupang sebagai penyediaan pakan hijauan bagi ternak. Dia mengusung penelitian berjudul “Evaluasi Kebun Amasari, Mamar Kering, dan Selobua Sebagai Kearifan Lokal Dalam Penyediaan Pakan Hijauan Sapi Sistem Ikat di Kabupaten Kupang.”

Penelitian yang dilakukan di Desa Oeletsala Kecamatan Tabenu ini mengamati kebun amarasi, mamar kering, dan Selobua yang dimanfaatkan untuk penyediaan hijauan pakan ternak.

“Kombinasi kebun amarasi dan mamar kering menyediakan pakan selama periode pemeliharaan lebih baik. Apabila dibandingkan menggunakan setiap jenis kebun secara tunggal maupun dikombinasikan dengan mamar kering.” Ungkap Edi

“Kebun amarasi baik secara tunggal maupun kombinasinya dengan kebun mamar kering sebagai sumber pakan utama dalam sistem produksi ternak sapi lebih berpeluang dalam menjamin pertumbuhan sapi disbanding dari dua jenis kebun lain.” pungkasnya

Lewat penelitian ini Edy yang tercatat sebagai mahasiswa ilmu ternak program doktor di Program Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) mendapatkan gelar doktor. Ia telah menempuh ujian disertasi terbuka, Kamis (23/01/2020). (dta)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 2372

Trending Articles