
Indonesia memiliki beragam ternak yang berpotensi menjadi komoditas ekspor, salah satunya domba dan kambing Sebab dewasa ini permintaan pasar akan daging domba dan kambing semakin meningkat. Namun peternak lokal belum mampu menyediakan stock daging.
Membaca peluang tersebut akademisi peternakan yang tergabung dalam Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) mengadakan sarasehan dan FGD, Jumat (3/05/2019). Pada kesempatan kali ini Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) berkesempatan menjadi tuan rumah.
Bertempat di ruang Auditorium lt.8 Gd.V, acara sarasehan dihadiri oleh Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, peternak domba kambing, perwakilan industri peternakan, serta perbankan. Adapun tema yang diusung yaitu pengembangan domba dan kambing menuju ekspor berkelanjutan,
Ketua PB ISPI, Ir. Didiek Purwanto dalam sambutannya mengutarakan tujuan sarasehan dan FGD ialah memberikan sumbangsih pemikiran kepada pemerintah untuk mengangkat dan mengembangkan domba kambing sebagai komoditi ekspor yang strategis. Oleh sebab itu dalam kegiatan ini mempertemukan pelaku peternakan yang melingkupi akademisi, pemerintah, industri, peternak, dan perbankan agar mampu bersaing secara internasional.
Sementara itu Prof. Suyadi selaku Dekan Fapet UB mengatakan maksud kegiatan diskusi diselenggarakan di Malang sebab provinsi Jawa Timur merupakan gudang ternak. Harapannya Jawa Timur menjadi starter dalam peningkatan produksi daging kambing dan domba.
Kegiatan sarasehan dan FGD dibuka secara resmi oleh Dekan Fapet UB dengan memukul gong. Selanjutnya sesi diskusi yang dibagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama pematerinya adalah Direktur PPHNAK Ditjen PKH, Kepala Dinas Peternakan Povinsi Jawa Timur, dan Inkpomar Cahaya Buana. Sedangkan sesi kedua pembicara terdiri dari pimpinan kanwil BRI, pimpinan BTN Pusat, serta Dosen Fapet UB sekaligus praktisi usaha pakan ternak. (dta)